Dari Rimba ke Digital :SPS Aceh Rayakan HUT

BERANDA, DAERAH14 Dilihat

Redelong |Bijeh.com Peringatan Hari Ulang Tahun ke-79 Serikat Perusahaan Pers (SPS) Aceh telah dilaksanakan di situs sejarah Radio Rimba Raya, yang terletak di Kampung Rime Raya, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, pada Sabtu, 21 Juni 2025.

Kegiatan ini mengangkat tema “Menjaga Kata, Menjaga Republik”, sebagai bentuk penguatan kembali terhadap peran strategis lembaga pers dalam menjaga integritas informasi, memperkuat nilai-nilai kebangsaan, serta mempertahankan eksistensi suara publik yang merdeka.

Ketua SPS Aceh, Muktarruddin Usman, menyampaikan bahwa Radio Rimba Raya merupakan ikon keteguhan dan keberanian dalam mempertahankan eksistensi republik di tengah ancaman kolonialisme.

“Ketika ibu kota negara sempat diduduki dan para pemimpin nasional ditahan, justru dari lokasi inilah suara Republik Indonesia terus menggema ke penjuru dunia. Radio dari belantara ini menjadi penyelamat republik. Semangat itulah yang kami bangkitkan kembali hari ini,” ujar Muktarruddin.

Dikenal sebagai stasiun penyiaran rahasia, Radio Rimba Raya memainkan peranan penting dalam mempertahankan kemerdekaan saat Agresi Militer Belanda II pada tahun 1948. Melalui siarannya, Indonesia menyampaikan pesan kuat kepada dunia bahwa perjuangan belum usai, dan republik masih berdiri tegak.

Ziarah sejarah ini diisi dengan kunjungan langsung ke titik siaran, pembacaan refleksi atas semangat perjuangan, serta diskusi santai seputar tantangan dan potensi media di era digital. SPS Aceh juga mendorong agar Radio Rimba Raya diresmikan sebagai cagar budaya nasional serta difungsikan sebagai pusat pembelajaran sejarah komunikasi perjuangan bangsa.

Awalnya, peringatan ini dijadwalkan tepat pada hari lahir SPS. Namun karena bertepatan dengan Hari Raya Iduladha, maka kegiatan tersebut dijadwal ulang menjadi tanggal 21 Juni 2025.

Dalam kegiatan itu, SPS Aceh turut menggarisbawahi tantangan serius yang sedang mengancam industri pers tanah air, seperti dominasi platform digital global, pengaruh media sosial, hingga perubahan kebiasaan konsumsi informasi masyarakat yang kini lebih cepat dan instan.

READ  Pemuda Pancasila SUMUT Ucapkan Selamat

“Menjaga republik di masa kini berarti memastikan suara kebenaran tidak tergerus. Pers harus mampu menyesuaikan diri dengan era digital tanpa mengorbankan nilai-nilai dasar yang menjadi fondasinya,” tambah Muktarruddin.

SPS sendiri berdiri sejak 8 Juni 1946, dan dikenal sebagai organisasi perusahaan pers tertua di Indonesia. Sejak kelahirannya, SPS terus berkomitmen memperjuangkan kemerdekaan pers dan membangun ekosistem media yang profesional, independen, dan berpihak pada kepentingan rakyat.

Saat ini, terdapat 32 perusahaan pers yang secara resmi tergabung sebagai anggota SPS Aceh, dengan belasan lainnya masih dalam proses pendaftaran. Secara nasional, lebih dari 600 media arus utama telah menjadi bagian dari organisasi pers tertua ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *