Dari Panjat Kelapa ke Prajurit TNI AD: Kisah Perjuangan Muhammad Fajar dari Aceh Besar”

BERANDA, Berita61 Dilihat

Aceh Besar |Bijeh.com— Di balik kerasnya hidup, lahirlah kisah perjuangan yang menggetarkan hati. Muhammad Fajar, seorang pemuda dari Aceh Besar, berhasil mewujudkan impian masa kecilnya menjadi prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD), meski dibesarkan dalam keterbatasan ekonomi.

Fajar adalah anak kedua dari tiga bersaudara, satu-satunya anak laki-laki di keluarganya. Ayahnya meninggal dunia saat ia baru berusia delapan tahun, meninggalkan beban berat pada sang ibu, Yusnita, yang harus berjuang seorang diri mencari nafkah. Setiap hari, Yusnita berkeliling kampung menjajakan sayuran untuk menyambung hidup.

Namun, keterbatasan tidak membuat Fajar menyerah. Ia justru menjadikannya sebagai bahan bakar semangat untuk meraih cita-cita. “Ayah meninggal saat saya masih kecil, sejak itu ibu yang menjadi segalanya buat kami. Saya tidak ingin jadi beban. Saya ingin membanggakan ibu,” ucap Fajar dengan mata berkaca-kaca.

Selain membantu ibunya berjualan, Fajar bekerja sebagai tukang panjat kelapa. Setiap hari, ia memanjat puluhan pohon, menjual kelapa muda, dan menyisihkan uangnya untuk biaya mengikuti seleksi prajurit TNI AD — mulai dari transportasi, makan, hingga kebutuhan administrasi.

“Cita-cita saya ingin jadi tentara sejak kecil. Walaupun hidup kami susah, saya tidak pernah menyerah. Saya kerja apa saja yang penting halal, demi bisa ikut tes,” ujarnya.

Kerja keras itu akhirnya terbayar. Tahun ini, Fajar dinyatakan lulus murni dalam seleksi penerimaan calon prajurit TNI AD. Air mata bahagia tak terbendung dari ibunya, Yusnita, yang selama ini menjadi pilar kekuatan keluarga.

“Alhamdulillah, cita-cita anak saya tercapai. Dari kecil dia sudah menunjukkan semangat, tidak pernah mengeluh walau hidup kami susah. Saya hanya bisa berdoa semoga dia jadi tentara yang kuat, jujur, dan tetap jadi kebanggaan keluarga,” tutur Yusnita dengan suara bergetar.

READ  Gemira Dukung Langkah Gubernur Surati Presiden Prabowo

Kisah Fajar juga sampai ke telinga Panglima Kodam Iskandar Muda (Pangdam IM), Mayor Jenderal TNI Niko Fahrizal, M.Tr. (Han). Ia memberikan apresiasi mendalam atas perjuangan Fajar.

“Saya sangat terharu dan bangga mendengar kisah Fajar. Ini bukti nyata bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk meraih cita-cita. Justru di tengah keterbatasan, lahir semangat juang dan mental baja,” ungkap Pangdam IM.

Ia menegaskan bahwa TNI AD selalu membuka kesempatan bagi siapa pun yang memiliki tekad kuat, disiplin, dan integritas, tanpa memandang latar belakang ekonomi. “Siapa pun yang memiliki kemampuan, semangat, dan kerja keras, memiliki peluang yang sama untuk menjadi prajurit,” tegasnya.

Kisah Fajar pun diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda di seluruh Indonesia. “Jangan pernah menyerah. Selama ada niat baik, kerja keras, dan doa orang tua, insya Allah jalan akan terbuka. Jadilah pemuda pantang menyerah seperti Fajar,” pungkas Pangdam IM.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *