Wenzhou, China — Banda Aceh kembali mencuri perhatian dunia. Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, tampil sebagai pembicara utama dalam Maritime Silk Road Conference yang digelar pada 20 November 2025 di Kota Wenzhou, Provinsi Zhejiang, Tiongkok.

Dalam forum internasional yang menghadirkan para diplomat, investor, dan pelaku industri global itu, Illiza menegaskan bahwa Banda Aceh memiliki posisi strategis sebagai “gerbang awal jalur sutra maritim Asia Tenggara” — sebuah identitas historis yang kini ia dorong menjadi agenda pembangunan masa depan.
Banda Aceh bukan sekadar kota sejarah, tetapi pintu masuk dunia ke Asia Tenggara. Sudah saatnya kita bangkit sebagai pusat investasi, pariwisata halal, dan diplomasi budaya,” ujar Illiza dalam pidatonya.
*Tawarkan Kerja Sama Strategis untuk Masa Depan Banda Aceh*
Dalam paparannya, Illiza menawarkan sejumlah peluang kolaborasi dengan Pemerintah Tiongkok dan pelaku usaha internasional, antara lain:
Promosi wisata lintas-negara bertema “From Wenzhou to Banda Aceh – The Maritime Silk Route Experience”.
Pembangunan kawasan waterfront city dan investasi pariwisata halal.
Pertukaran SDM di bidang hospitality, pariwisata digital, dan teknologi.
Kerja sama promosi melalui platform digital besar seperti TikTok/Douyin, Trip.com, Fliggy, dan WeChat.
Pembukaan rute penerbangan internasional Banda Aceh – Kuala Lumpur – Wenzhou/Guangzhou untuk mempercepat konektivitas wisata, bisnis, dan perdagangan.
Langkah ini dinilai sebagai salah satu strategi kunci untuk memperluas pasar wisatawan mancanegara, terutama dari Asia Timur.
*Sejarah Jadi Fondasi Diplomasi*
Illiza juga mengingatkan bahwa hubungan Aceh-Tiongkok telah terjalin sejak ratusan tahun lalu. Ia menyebut catatan sejarah pengiriman utusan Aceh kepada Kaisar Wanli pada 1602 sebagai bukti kuatnya hubungan diplomatik dan perdagangan kedua wilayah.
“Ini bukan hubungan baru, tetapi hubungan yang sedang kita bangkitkan kembali,” tegas Illiza.
*Bawa Identitas Kota ke Dunia*
Dalam forum tersebut, Illiza memperkenalkan visi pembangunan Banda Aceh dengan konsep:
🔹 Faith, Culture, and Harmony — identitas kota yang religius dan berbudaya
🔹 Charming Banda Aceh — brand pariwisata kota
🔹 Kolaborasi 3 pilar: pemerintah–swasta–komunitas

Kehadiran Illiza di Wenzhou dianggap sebagai langkah penting memperkenalkan Banda Aceh sebagai kota yang bukan hanya bersejarah, tetapi juga siap menjadi bagian dari jejaring ekonomi dan pariwisata global.








