Menanamkan Budaya Siaga Bencana di Sekolah: Inspirasi dari SMP Negeri 6 Banda Aceh

Banda Aceh |Bijeh.com _ Ketegangan menyelimuti SMP Negeri 6 Banda Aceh saat sirene tanda gempa berbunyi. Siswa-siswi segera berlari keluar kelas, sebagian berpura-pura menjadi korban. Pemandangan itu bukanlah kepanikan sungguhan, melainkan bagian dari Simulasi Gempa Bumi dan Tsunami dalam rangka Indian Ocean Wave & Tsunami Awareness Day, yang digelar pada Rabu, 5 /11/2025.

Kegiatan dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banda Aceh, Sulaiman Bakri, S.Pd., M.Pd., dan dihadiri oleh berbagai pihak seperti Forum PRB Aceh, BPBA, BPBD Banda Aceh, PMI, Fastana, Komite Sekolah, serta Pengawas Sekolah, Ibu Husnawati, S.Pd., M.Pd.

“Kegiatan seperti ini penting untuk menanamkan kesiapsiagaan sejak dini. Hampir 90 persen sekolah di Banda Aceh berada di wilayah rawan bencana, sehingga kegiatan ini harus menjadi contoh bagi sekolah lain,” ujar Sulaiman Bakri Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banda Aceh ke awak media bijeh. com. Di Sela Sela acara

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banda Aceh, Sulaiman Bakri, S.Pd., M.Pd

Simulasi ini menjadi puncak dari rangkaian pelatihan kebencanaan di SMPN 6, seperti pelatihan FAST (First Aid for Student) bersama dokter muda FK USK, School Watching bersama BNPB, serta sosialisasi kesiapsiagaan oleh BPBA. Menurut Kepala Sekolah Syarifah Nargis, S.Ag., M.Pd., kegiatan ini tidak hanya memperkuat kesiapan siswa dan guru, tetapi juga membangun kebersamaan dan kepedulian sosial di tengah ancaman bencana.

Dalam simulasi, PMR, Pramuka, dan OSIS tampil sigap sebagai Tim Siaga Sekolah. Mereka mengevakuasi korban menggunakan tandu darurat, mengatur jalur evakuasi dengan tertib, dan memastikan seluruh warga sekolah tiba di titik kumpul aman. Adegan-adegan tersebut menggambarkan latihan nyata yang bisa menyelamatkan nyawa ketika bencana sungguhan terjadi.

Ketua Forum PRB Aceh, Hasan Bangka, menegaskan bahwa latihan seperti ini patut dijadikan contoh :simulasi di SMPN 6 Banda Aceh membuktikan bahwa kesiapsiagaan bisa dibentuk melalui latihan yang berulang. Idealnya, kegiatan seperti ini dilakukan secara rutin agar kesiapsiagaan menjadi budaya di setiap sekolah,” ujarnya.

READ  Pangdam Iskandar Muda Hadiri Vicon dan Gerakan Pangan Murah SPHP di Banda Aceh

 

Sementara itu, Husnawati, S.Pd., M.Pd., Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banda Aceh, berharap kegiatan ini menjadi inspirasi bagi sekolah lain:

> “Simulasi kebencanaan penting ditanamkan agar anak-anak sigap, tangguh, dan tahu cara menyelamatkan diri. Kami berharap semua sekolah di Banda Aceh bisa melakukan hal serupa,” pesannya.

Beliau juga menekankan pentingnya kolaborasi antara sekolah, komite, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman. SMPN 6 Banda Aceh telah menunjukkan praktik terbaik penerapan Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) sesuai Permendikbud Nomor 33 Tahun 2019.

Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan kebencanaan bukan sekadar teori, melainkan pembentukan karakter dan kesiapan mental. Dari latihan seperti inilah lahir generasi yang sigap, peduli, dan tangguh menghadapi situasi darurat.

Semoga apa yang dilakukan SMPN 6 Banda Aceh menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk menumbuhkan budaya siaga bencana — demi keselamatan, keberlanjutan pendidikan, dan masa depan anak-anak Indonesia yang lebih aman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *