Aceh Besar |Bijeh.com – Memasuki hari ke-5 pelatihan keterampilan menjahit dasar bagi PPKS (Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial), semangat para peserta di UPTD RSBM – Reumoh Seujahtera Beujroh Meukarya, Ladong, Krueng Raya, semakin terasa membara. Suasana pelatihan diwarnai kesibukan peserta yang dengan penuh antusias memotong pola, mengukur bahan kain, dan mencoba menjahit busana serta dompet sesuai materi yang diajarkan.Rabu, 23 Juli 2025
Para peserta, yang berasal dari 11 kabupaten/kota di Aceh, menyatakan rasa syukur bisa mengikuti pelatihan ini. Selama 60 hari pelatihan, mereka di-inapkan di asrama UPTD Ladong agar dapat mengikuti kegiatan dengan konsentrasi penuh. Selain keterampilan teknis, mereka juga mendapatkan bimbingan mental, sesi motivasi, dan kegiatan pendukung seperti olahraga untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan disiplin.
Instruktur utama, Kakak Ainsyah, mengaku kagum dengan perkembangan para peserta. “Dalam lima hari, mereka sudah menunjukkan kemajuan pesat. Beberapa bahkan mampu menjahit pola baju besar dengan rapi dan mengerjakan dompet secara mandiri. Semangat mereka adalah modal utama untuk menjadi pengrajin yang profesional,” jelasnya.
Hal senada disampaikan oleh Kakak Nana yang mendampingi peserta di sesi praktik. “Kami melihat mereka tidak hanya belajar keterampilan menjahit, tetapi juga membangun mental wirausaha. Mereka disiplin dan selalu ingin mencoba hal baru. Dengan keterampilan ini, kami yakin peserta bisa mandiri saat kembali ke keluarga dan lingkungan masyarakat,” ujarnya.
Sebelum pelatihan ini resmi dimulai, para peserta sudah mengikuti kegiatan pra-pembukaan berupa pengenalan dasar peralatan, pengukuran bahan, serta pelatihan keterampilan dasar lainnya. Mereka juga mendapatkan pembekalan motivasi agar siap menghadapi 60 hari pembinaan intensif di lokasi pelatihan.
Pelatihan menjahit dasar ini dibuka pada Minggu, 20 Juli 2025, oleh Kepala Dinas Sosial Aceh, Dr. Muslem Yakub, S.Ag., M.Pd. Dalam sambutannya, Muslem Yakub menegaskan bahwa program ini merupakan langkah strategis pemerintah Aceh untuk menekan angka kemiskinan ekstrem. “Pelatihan kecakapan hidup seperti menjahit adalah cara nyata memberdayakan PPKS agar dapat memiliki penghasilan. Setelah pelatihan, setiap peserta akan mendapatkan satu unit mesin jahit lengkap dengan perlengkapan pendukung sebagai modal awal usaha,” jelasnya.
Selain pelatihan teknis, Dinas Sosial Aceh juga menyiapkan materi kewirausahaan, manajemen usaha sederhana, hingga strategi pemasaran produk. Pemerintah berencana menggandeng pelaku industri lokal, butik, dan koperasi untuk membantu memasarkan hasil karya peserta, sehingga mereka tidak hanya memiliki keterampilan tetapi juga akses ke pasar.
Kegiatan hari ke-5 ini menjadi bukti bahwa peserta sudah mampu menggabungkan teori dan praktik. Gambar dokumentasi memperlihatkan para peserta yang tekun memotong pola, menjahit baju besar, dan membuat dompet. “Kami belajar banyak hal di sini, mulai dari cara menggunakan mesin, mengenali bahan, sampai mengukur pola. Harapan kami, setelah pelatihan ini, kami bisa membuka usaha sendiri,” ujar seorang peserta dari Aceh Barat dengan penuh semangat.
Muslem Yakub menegaskan bahwa pelatihan ini bukan hanya membekali keterampilan, tetapi juga membangun kepercayaan diri peserta agar mampu berdaya di tengah masyarakat. “Kita ingin pelatihan ini benar-benar memberi dampak nyata. Peserta harus bisa mandiri setelah kembali ke daerah masing-masing,” pungkasnya.