Banda Aceh |Bijeh.com – Pengurus PDK Kosgoro 1957 Aceh menggelar silaturrahmi bersama Izhari Mawardi dan Vidiel Tania Pratama dari DPP Kosgoro 1957, Jumat malam (22/8/2025) di sebuah kafe kawasan Simpang Lima, Banda Aceh.
Dalam pertemuan itu, Izhari yang juga Ketua Bidang Informasi DPP Kosgoro 1957 menyampaikan rasa syukur bisa kembali ke Aceh setelah terakhir hadir pada masa BRR tahun 2011. Ia menekankan pentingnya silaturrahmi dan konsolidasi organisasi sesuai arahan Ketua Umum Kosgoro 1957, Dave Agung Laksono.
Izhari juga menyampaikan bahwa Musyawarah Nasional Kosgoro 1957 akan digelar tahun 2026. Di tingkat PDK, beberapa kepengurusan akan segera berakhir, termasuk di Jawa Timur. “Informasi dari daerah, termasuk Aceh, akan kita sampaikan ke Golkar agar peran Kosgoro semakin diakui,” ujarnya.
Lebih lanjut, Izhari mendorong Kosgoro Aceh menjemput peluang program dari pusat. Beberapa di antaranya: listrik desa, sertifikat tanah, olahraga Tarkam, hingga pembangunan BTS internet. “Kosgoro sudah MoU dengan sejumlah kementerian. Ini peluang yang bisa dimanfaatkan untuk daerah, termasuk Aceh,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua PDK Kosgoro 1957 Aceh, Jamaluddin, ST., MM, menyampaikan bahwa dari 23 kabupaten/kota di Aceh, baru 8 kepengurusan yang diperpanjang. PDK Aceh juga telah melakukan kunjungan ke Balai Pembenihan Krueng Aceh guna mendukung distribusi benih ikan untuk masyarakat.
Dalam diskusi internal, Hasan Basri menilai label “Aceh termiskin” tidak adil. “Sesungguhnya bukan Aceh yang miskin, tapi Indonesia. Sudah saatnya kepemimpinan nasional digilir agar tiap provinsi mendapat kesempatan yang sama,” ujarnya.
Hasan Bangka menambahkan, Kosgoro perlu mengambil peran dalam isu kebencanaan melalui edukasi di sekolah sesuai Permendikbud No. 33/2019 tentang Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).dan ini adalah ajang mengenalkan kosgoro pada generasi Z dan Generasi Alpha tutup hasan bangka ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (Forum PRB) Aceh
Silaturrahmi ini menjadi refleksi penting bahwa konsolidasi Kosgoro bukan sekadar formalitas, melainkan wadah menyuarakan gagasan, aspirasi, dan mempertegas peran Kosgoro sebagai motor pembangunan bangsa.
