Dari Meja Tukang Emas ke Meja Tgk Malem: Harga Emas yang Mengubah Rencana Nikah

Banda Aceh | Bijeh.  com_Coba bayangkan, bro… harga emas makin hari makin gila! Belum sempat nabung dua mayam, eh udah naik lagi,” celetuk seorang pemuda di sudut warung kopi Simpang Lima, Banda Aceh. Di sekelilingnya, beberapa kawan yang sedang menyeruput kopi sanger ikut tertawa, tapi dengan wajah sedikit tegang. Obrolan yang awalnya santai tiba-tiba berubah jadi sesi curhat ekonomi — karena ternyata, naik-turunnya harga emas kini bukan cuma urusan emak-emak atau tukang emas, tapi juga urusan jodoh dan akad nikah.

 

Memang, menjelang penghujung tahun 2025, harga emas di Aceh kembali menanjak tajam. Di Kota Langsa, laman resmi Toko Emas Sejahtera 2 mencatat harga mencapai Rp7.550.000 per mayam, sementara di Banda Aceh, Toko Emas Bina Nusa mematok sekitar Rp7.310.000 per mayam. Kalau ditambah ongkos pembuatan, totalnya bisa tembus Rp7,5 juta per mayam.

Kenaikan ini disebut-sebut akibat naiknya harga emas dunia di tengah ekonomi global yang belum stabil. “Beberapa minggu lalu masih di bawah tujuh juta, sekarang udah melesat. Gawat kali!” keluh salah satu pembeli di toko emas kawasan Peunayong.

Di media sosial, warganet Aceh pun langsung heboh. Banyak yang menyesal belum beli saat harga turun. Tapi yang paling resah justru para calon pengantin. Sebab di Aceh, emas bukan cuma perhiasan, tapi simbol mahar dan kehormatan. Kalau mahar gadis Aceh rata-rata 10–20 mayam, berarti nilainya kini bisa mencapai Rp75 juta sampai Rp150 juta.

“Kalau begini, yang belum nikah siap-siap gigit jari,” kata salah satu warganet. Sementara di warung kopi, obrolan makin liar: ada yang bilang, dengan kondisi begini, janda bisa jadi ‘makin di depan’. Katanya, bukan karena lebih cantik, tapi karena mahar untuk janda biasanya lebih ringan dan realistis.

READ  Propam Polres Lhokseumawe Tegaskan Disiplin dan Etika Anggota Selama Operasi Patuh

Fenomena ini memang lucu sekaligus miris. Harga emas naik, kerjaan makin susah, tapi keinginan menikah tetap tinggi. Akhirnya, banyak yang mulai menunda lamaran, menimbang ulang rencana, dan mencari jalan tengah.

Di tengah obrolan itu, Tgk Ahmad — yang dikenal bijak di kalangan kawan-kawan kopi — ikut menyelutuk sambil meniup kopi pancongnya.
“Kalau begini ceritanya, kawan-kawan,” katanya santai, “kita yang udah punya istri, jagalah dia baik-baik. Bersabarlah. Karena mayam makin mahal, kerja makin susah. Jadi bersyukurlah, jangan cari baru,” ujarnya sambil menyeruput kopi dengan senyum tenang.

Semua tertawa, tapi tahu bahwa ucapan Tgk Ahmad ada benarnya. Di Aceh, harga emas memang bisa menentukan jalan cinta. Dulu orang bilang, jodoh di tangan Tuhan. Tapi sekarang, jodoh juga bisa tertahan di etalase tukang emas.
Dan kalau harga terus begini, siapa tahu istilah anak muda itu benar-benar jadi kenyataan —
Janda makin di depan.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *